Subhanallah Ibu ini Rutin Solat Tahajut dan Rela Makan Nasi Garam Demi Sekolahkan Anaknya Hingga Jadi Sukses
Perjuangan dan pengorbanan orangtua untuk anaknya memang tak perlu diragukan lagi. Terlebih untuk seorang ibu, yang siap melakukan apapun untuk sang anak, demi kehidupan dan pendidikan anak-anaknya.
Seperti apa yang tergambar pada sosok Sholeha (72), sosok seorang ibu tangguh yang sukses menyekolahkan ketujuh orang anaknya di tengah kondisi keterbatasan.
Seperti dilansir Bangkapos.com, Sholeha sudah harus memerankan dua peran sekaligus, dengan menjadi ibu dan ayah bagi ketujuh anaknya sejak tahun 1991, setelah suaminya Mustami, yang merupakan Mantan Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Yapendis Pangkalpinang meninggal dunia karena sakit.
Saat itu, Sholeha masih berstatus guru honorer di SD Min Parit Lalang dengan penghasilan Rp 100 hingga Rp 300 ribu per bulan.
Dari penghasilan itulah, Sholeha menghidupi dan menyekolahkan anak-anaknya. Sebagai tambahan, Sholeha pun menjajal pekerjaan lain dengan menjadi pelatih pramuka di sekolah-sekolah.
Selain banting tulang, langkah Sholeha dapat sukses menyekolahkan semua anaknya hingga di perguruan tinggi juga berkat ketaatannya pada Tuhan, dengan memperbanyak sholat malam (tahajud) serta sholat dhuha.
Karena dia sadar dan tahu betul bahwa tidak ada usaha lain selain meminta langsung kepada Yang Kuasa.
“Saya selalu percaya Allah pasti akan mengabulkan segala doa-doa saya, hanya bisa minta pada saat sholat tahajud saya, anak-anak saya sukses semuanya, dan sholat tahajud itu lah segalanya,” ucapnya.
Perjuangan lain Sholeha agar anak-anaknya mendapat pendidikan terjamin juga dengan menyantap makanan sederhana, yakni nasi campur garam di setiap harinya.
“Pendidikan itu emang penting, jadi saya selain guru honorer saya pinjem lah ke Bank untuk anak saya sekolah, nanti kalau pinjemannya udah habis saya pinjam lagi untuk sekolah lagi, putar-putar ke sana saja, tapi yang paling penting itu adalah doa disholat malam itu,” tuturnya.
Adapun masing-masing profesi ketujuh anaknya, yakni anak pertama menjadi wakil kepala sekolah di SMA, anak kedua yang merupakan satu-satunya perempuan sarjana agama namun meninggal dunia karena sakit.
Kemudian anak ketiga dan keempat pekerja swasta, kelima kerja di perusahaan sawit di Kota Waringin Palembang, dan yang paling bungsu kerja di kantor pajak Palembang.
Kini, Sholeha pun tengah memetik hasil manis dari hasil perjuangan dan pengorbanannya. Sholeha tak lagi bekerja dan bersusah payah banting tulang untuk makan, karena anak-anaknya selalu memberikan uang untuknya.
“Alhamdulilah sekarang anak-anak sudah sukses, semuanya sudah berkeluarga dan bekerja tetep inget ibuk, selalu datang kerumah, yang dari Palembang juga sering kerumah,” ujarnya.